Diskusi strategis Komdigi--UC Berkeley: Menyongsong era AI di Tanah Air

id Komdigi,UC Berkeley,Nezar Patria,Menyongsong era AI di Tanah Air

Diskusi strategis Komdigi--UC Berkeley: Menyongsong era AI di Tanah Air

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria hadir secara daring dalam Kuliah Umum "AI dan Dunia Akademik: Adaptasi, Kolaborasi, dan Peluang Masa Depan" di Kampus Telkom University Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (22/5/2025). ANTARA/Sumarwoto.

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) terus membuka peluang kerja sama dalam mengembangkan teknologi kecerdasan artifisial (AI) di Indonesia, kata Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria melalui keterangan resminya, Jumat.

Dalam merealisasikan pengembangan AI di Indonesia, Nezar melakukan diskusi dengan salah satu perwakilan dari Universitas California, Berkeley, Prof Dawn Soong yang kiprahnya pada isu AI dan keamanan digital sudah tidak perlu lagi diragukan karena sudah banyak mendapatkan sejumlah penghargaan internasional.

“Pertemuan bilateral hari ini dengan Prof. Dawn Song dari UC Berkeley salah satunya mendiskusikan tentang penting adanya semacam jaringan institut keamanan AI untuk mendorong upaya bersama dalam memastikan pengembangan kecerdasan buatan yang aman dan etis,” kata Nezar Patria.

Dia melanjutkan bahwa jaringan tersebut dipercaya dapat memberikan fasilitas untuk berkolaborasi baik untuk pemerintah, institusi akademik, masyarakat sipil dan pemangku kepentingan industri. Selain itu, dukungan terhadap penelitian tentang penyelarasan AI, interpretabilitas, ketahanan, dan mitigasi risiko juga ikut dibahas.

Karena menurut dia, jaringan ini dapat dijadikan wadah untuk berbagai hal penting dan positif yang membangun seperti pertukaran pengetahuan tentang praktik terbaik, standar keselamatan, dan harmonisasi regulasi global.

“Kami juga mendorong adopsi AI yang bertanggung jawab melalui pembangunan kapasitas, keterlibatan publik, dan pengembangan kebijakan,” ujarnya.

Hanya saja, dalam pertemuan tersebut telah disetujui untuk mencapai hal tersebut harus terlebih dahulu melalui kesepahaman bahwa pengembangan dan perkembangan AI perlu perumusan kebijakan yang didasarkan pada riset empiris, keahlian multidisipliner, dan praktik terbaik global.

“Rekomendasi utama yang baik untuk dilakukan di Indonesia adalah memanfaatkan riset teknis untuk membentuk kerangka regulasi terkait keamanan, privasi, dan akuntabilitas AI. Kedua, perlu adanya badan penasihat yang terdiri atas ilmuwan AI, ahli etika, pakar hukum, masyarakat sipil dan spesialis bidang terkait,” jelas Nezar.

Menurut Nezar, hal yang juga didapat dari diskusi tersebut di antaranya adalah pentingnya penyelarasan strategi nasional AI dengan standar global yang berkembang seperti OECD, Prinsip Hiroshima G7 dan Badan Penasihat AI PBB.

Selain itu didiskusikan pula sejumlah agenda strategis semisal penguatan talenta digital, sains data, keamanan siber dan infrastruktur data.

“Kita akan menjajagi terus kerja sama global terkait dengan AI di Indonesia, termasuk dengan UC Berkeley,“ tutur dia.

OSZAR »