Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPPAPPKB) setempat gencar memberikan makanan tambahan kepada anak untuk mencegah penyakit stunting.
"Bantuan yang diberikan berupa telur dan susu untuk bayi umur 0-24 bulan. Selama enam bulan," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas PPPAPPKB Kotawaringin Timur Umar Kaderi di Sampit, Senin.
Umar menyebutkan, bantuan makanan tambahan tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) yang dilaksanakan oleh Dinas P3AP2KB Kotawaringin Timur.
Program ini sebuah inisiatif yang mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah menjadi orang tua asuh dalam memerangi stunting di tingkat desa.
Melalui pemberian makanan tambahan diharapkan dapat membantu kecukupan gizi bagi balita. Tujuannya untuk mencegah balita dari penyakit stunting atau gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis terutama pada periode kritis perkembangan anak, yaitu sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun.
Kekurangan gizi ini menghambat pertumbuhan optimal anak, baik panjang badan maupun tinggi badannya.Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga dapat memengaruhi perkembangan kognitif, motorik, dan sistem kekebalan tubuh.
Baca juga: Pemkab Kotim gunakan DBH sawit untuk lindungi pekerja rentan
Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan belajar, kesulitan fokus, dan mudah terserang penyakit. Untuk itu perlu upaya bersama dalam mencegah penyakit stunting.
"Program Genting ini diharapkan menjadi gerakan berkelanjutan dalam membangun generasi sehat dan bebas stunting di Kabupaten Kotawaringin Timur," demikian Umar Kaderi yang juga Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur.
Sementara itu, Jumat (20/6) lalu Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur meluncurkan Aplikasi Silaras (Sistem Laporan Raport Dapur Sehat Atasi Stunting) sebagai salah satu strategi dalam mendukung percepatan penurunan stunting di wilayah setempat.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 angka stunting di Kotim 35,5 persen. Hal ini menempatkan Kotim sebagai kabupaten dengan angka stunting tertinggi di Kalimantan Tengah.
Meskipun data tersebut berbeda dengan hasil perhitungan internal yang menunjukkan penurunan signifikan angka stunting Kotim, yakni sebesar 22 persen, namun data dari pusat itu tetap menjadi atensi pemerintah daerah dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Kemudian, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, jumlah balita pendek atau stunting di Kotim sebanyak 2.543 anak atau 19,61 persen dari total 12.966 balita yang diukur pada bulan timbang Desember tahun 2024.
Adapun, hingga saat ini pemerintah pusat belum merilis data sunting Kotim untuk 2024, namun informasi sementara pada data pemerintah pusat pun angka stunting Kotim telah turun menjadi 25 persen.
Baca juga: Dua pembalap cilik Sampit unjuk kemampuan di Kejurnas Motoprix
Baca juga: Kecamatan di Kotim dirikan tenda awasi TPS liar
Baca juga: Legislator Kotim dukung Ansor tingkatkan peran bantu masyarakat